Lagunya Adele kok ngenes-ngenes ya? Kali ini berkisah ihwal masa penyembuhan sehabis patah hati, ketemu lagi dengan seseorang yang menawan hati, tapi kekhawatiran dan luka usang mengakibatkan trauma, sampai dia bertekad untuk menyembunyikan segala rasa. Berat ya.
So this is how the story went
I met someone by accident
who blew me away
who blew me away Yah… beginilah cerita hidupku. Mau bagaimana lagi. Aku hanya mengikuti scenario yang diberikan oleh yang Maha Kuasa untukku. Hari ini, tanpa sengaja, saya berkenalan dengan seseorang. Seketika, segala lukaku menguap, meski hanya pedihnya saja yang menghilang. Ia memukau segala indraku. Hatiku tersentuh, dan saya mulai berharap kepadanya.
It was in the darkest of my days
When you took my sorrow and you took my pain
And buried them away, you buried them away Hari itu, saya memang berniat mengubur segala kelam di masa lalu. Lelah rasanya menyimpan luka hati terlalu lama. Ingin kumulai hidupku yang baru, dan tiba-tiba ada dirimu muncul di hadapanku. Kau menghiburku, mengusir segala nestapaku, menghilangkan segala sakitku. Luka hatiku menghilang, meski parutnya masih menetap di hatiku.
And I wish I could lay down beside you
When the day is done
And wake up to your face against the morning sun
But like everything I've ever known
You'll disappear one day
So I'll spend my whole life hiding my heart away Hari pun berlalu, kita menjalani hubungan yang sepeti itu. Dekat, tapi tak terlalu bersahabat untuk dapat bersatu. Saat malam menjelang, saya mengkhayalkan ada dirimu di sampingku, berbaring dengan tenang, dan membelakangi sinar mentari ketika berdiri pagi. Tapi, itu hanyalah impianku belaka. Hatiku mengatakan, menyerupai yang sudah-sudah, kamu mungkin juga akan meninggalkanku menyerupai yang lainnya. Maka, kubiarkan saja hubungan ini mengalir, tanpa ungkapan cinta dan akad setia. Aku yang mencintaimu, menentukan untuk menyembunyikan segala rasa.
I dropped you off at the train station
And put a kiss on top of your head
I watched you wave
I watched you wave
Then I went on home to my skyscrapers
Neon lights and waiting papers
That I call home
I call that home Maka, ketika kamu berkunjung ke tempatku, yang kulakukan hanyalah mengantarmu pulang sehabis itu. Kuantar kamu ke stasiun kereta, dengan sekedar lambaian tangan dan kecupan ringan di dahi, tak lebih dari itu. Harapanku perlahan menguap, seiring berjalannya kereta yang membawamu. Dengan menyimpan segala rasaku padamu, saya kembali ke kawasan yang kusebut rumah. Apartemen di atap gedung, dengan lampu neon besar yang menyala di depan pintu, dan tugas-tugas serta pekerjaan yang menungguku. Menyibukkan diriku, mengurangi beratnya kehilanganmu.
I woke up feeling heavy hearted
I'm going back to where I started
The morning rain
The morning rain
And though I wish that you were here
That same old road that brought me here
Is calling me home
Is calling me home Karena ketika pagi menjelang, saya akan terbangun dengan berat hati, menyadari ada dirimu dihatiku. Pagi sehabis kepergianmu, kusambut hujan yang hangat dan angin yang dingin. Langkah kaki membawaku ke kawasan pertemuan pertama kita, berharap akan ada dirimu di kawasan itu. Aku kecewa. Tak ada dirimu di sana. Maka, kulangkahkan kakiku, pulang kembali ke rutinitasku, pulang kembali ke rumahku.
I can't spend my whole life hiding my heart away Mengetahui kenyataan itu, kuputuskan untuk
menyembunyikan saja segala isi hati dan perasaanku kepadamu.