Bagiku, lagu ini maknanya bisa bermacam-macam. Bisa wacana kebisuan atau ketulian, bisa wacana kematian, bisa pula wacana perpisahan yang menyakitkan. Aku pilih yang terakhir saja. Saat-saat hening, ialah ketika kata tak diharapkan untuk berkata-kata.
The cars go screaming by
But I can’t hear a thing
Inside my mind
I couldn’t even shout
To ask you why
Why you stopped believing
No sound to this heartbeat
I only feel the trains beneath my feet
The ground is shaking now or is it me
Cause I’ve lost all feeling
In this quite placeDunia di depanku sesungguhnya berisik sekali. Mobil yang berlalu lalang membunyikan klakson bersahutan, seolah sedang murka kepadaku. Aku tahu itu. Tapi, entah mengapa, telingaku tak mau mendengarnya, tak bisa mendengarnya. Yang ada hanyalah kesunyian sesudah perpisahan yang kamu sampaikan. Pikiranku sibuk dengan pertanyaan mengapa, yang ingin kutujukan kepadamu alasannya ialah kamu mulai kehilangan keyakinan kepadaku. Jantungku seolah berhenti berdetak, ngilu. Otakku memproses bencana ini. Aku terus berjalan entah ke mana. Di bawah kakiku, kurasakan jalanan yang bergetar. Mungkin kereta, mungkin pula saya yang sesenggukan. Entahlah. Aku telah kehilangan semua rasaku di kawasan yang kini hening, hatiku.
These are silent times
The words wither away
Just like a flower that dies
There nothing left to sayKucerna kembali apa yang gres saja terjadi. Oke, saya mengerti. Inilah ketika itu.
Saat-saat hening yang harus kujalani sesudah sekian usang berhingar-bingar bersamamu. Kupikir, percuma saya member alasan, kamu tak akan mau mendengarkan. Kata-kataku akan menyerupai bunga yang layu, meranggas dan berguguran. Sia-sia.
You tell yourself you’re fine
But inside you despise
Your quite lies
There’s no way to disguise
What’s in your eyes
The tears that are streaming
And how can you explain
When no one understands
A word you say
And everything that’s left
Will fade to grey
And lost all it’s meaning
What to saySaat itu kamu menyampaikan bahwa dirimu akan baik-baik saja sesudah ini. Tapi saya tahu kamu tak menyampaikan yang sebenarnya, dan kamu membenci dirimu yang menyerupai itu. Aku akal-akalan tak tahu, meski saya tahu air matamu tak akan bisa menyembunyikan apa yang bersama-sama kamu rasa. Tak perlu menjelaskan panjang lebar alasanmu. Aku juga tak ingin mendengarnya. Semakin banyak kata, semakin banyak dusta, semakin sia-sia. Diam sajalah. Aku tahu apa maumu dan saya terima. Biarkan hati kita masing-masing menjadi tenang untuk sementara.
And these are silent times
We hide it all away
There’s nothing left but space
There’s nothing left to saveKeheningan itu akan menciptakan kita bisa berfikir, menyisakan ruang untuk menelaah kembali wacana hubungan kita. Pada akhirnya, hubungan kita memang akan berakhir, entah kapan waktunya. Kalau pilihanmu ialah sekarang, ya berarti sekaranglah saatnya. Tak ada yang bisa diselamatkan dari hubungan kita.
Silence is all you left behind
It’s only purpose to remind
Me of the time I can’t rewind
There’s nothing left to say
Words only break your heart again
Too late to ever make amends
Lost all your faith and confidence
There’s nothing left to say..
There’s nothing left to say…
There’s nothing left to say….
There’s nothing left to say……Sudahlah, tak perlu berkata-kata lagi. Tinggalkanlah diriku dalam keheningan. Biarkan hatiku ini mempunyai ruang, untuk memikirkan waktu lampau yang tak mungkin kuulang. Kupikir, tak perlu lagi ada kata-kata. Jika saya membalas perkataanmu, kamu hanya akan lebih terluka lagi karenaku. Sepertinya memang sudah terlambat untuk memperbaiki semuanya alasannya ialah intinya kamu telah tak lagi percaya kepadaku. Lalu, untuk apa saya perlu membela diri lagi? Semua kata-kataku hanya akan sia-sia di matamu.
And there are silent times
We hide it all away
There’s nothing left but space
There’s nothing left to saveKarenanya, biarkan ada jeda waktu, biarkan ada keheningan yang tanpa kata-kata. Lebih baik kita sembunyikan saja semuanya, berpura-pura tak ada yang terjadi sesudah ini. Karena hubungan kita memang harus berakhir di sini mulai ketika ini.